Blog Detail

Muadz Bin Jabal, Mengajarkan ilmu tanpa melupakan Akhlak dan Adab

Adab yang kita lihat dari prespektif menuntut ilmu adalah sikap dan perilaku yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu agar mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ilmunya. Ilmu diartikan sebagai segala bentuk proses kegiatan terhadap suatu kondisi atau keadaan tertentu dengan cara memakai alat, cara, metode, dan prosedur. Lalu, akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang baru untuk manusia itu sendiri. Sedangkan ilmu dalam perspektif islam merupakan pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh (ijtihad) dari para ilmuwan muslim (ulama/mujtahid) atas persoalan-persoalan duniawi dan ukhrawi dengan sumber wahyu Allah.Oleh sebab itu Adab atau Etika perlu diterapkan sebagai penyeimbang ilmu dan kepintaran yang kita miliki. Sebab, kepintaran seseorang tidak akan ada harganya apabila tidak mempunyai adab (etika), begitu pula ilmu bisa mnejadi berbehaya bagi dirinya atau orang yang memiliki ilmu dan orang lain apabila tidak dihiasi, dibarengi dengan akhlak.

Imam Malik rahimahullah pernah berkata kepada seorang pemuda Quraisy “pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”. kira-kira kenapa ya kita disuruh mempelajari adab dulu sebelum ilmu?
nah, sebagaimana yang disampaikan oleh Yusuf bin Aal Husein “Dengan mempelajari adab, maka engkau akan mudah mempelajari ilmu”. Dari ungkapan diatas kita tentunya dapat mneyimpulkan bahwa betapa pentingnya adab untuk dipelajari sebelum mempelaji suatu ilmu.

Mengajarkan Adab terhadap anak penting sekali dilakukan sejak masih usia dini dan mengajarkan adab pada anak tidak hanya untuk ditujukan kepada orang tuanya saja tetapi pada orang lain juga yang disekitarnya, karena perilaku anak yang dilakukan akan sangat berpengaruh bagi orang lain.

Hal tersebutlah yang menjadikan Muadz bin Jabal berupaya untuk melahirkan generasi berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pendidikan yang di rancang Muadz Bin Jabal dengan cara mengenalkan dan membiasakan perilaku serta adab-adab Islami kepada anak-anak dengan mencontoh akhlak-akhak terpuji Rasullulah SAW.

Kegiatan-kegiatan pembiasaan adab di Muadz Bin Jabal diajarakan sudah dari kelompok usia playgroup kecil (usia 2 tahun) dengan mengajarkan pembiasaan seperti:

  1. Pebiasaan mengucapkan salam terhadap ustadzah dan bersalaman dengan mencium tangan.
  2. Membiasakan anak mengucapkan kata “tolong” ketika meminta bantuan dan kata “terima kasih” saat mendapat pertolongan atau bantuan,
  3. Pembiasaan berbicara lembut dan sopan baik dengan teman maupun ustadzah.
  4. Membiasakan pada anak untuk tidak menyela pembicaaran baik teman ataupun ustadzah ketika berbicara.
  5. Mengajarkan untuk berani mengucapkan kata “maaf” ketika anak melakukan kesalahan.
  6. Mengajarkan anak untuk saling tolong menolong.

Muadz bin Jabal menyadari pentingnya pengenalan adab sejak dini terhadap anak-anak Muadz bin Jabal, tentunya tak hal ini tidak lepas dari adanya tujuan agar anak-anak kelak akan menjadi pribadi yang baik berkarakter, berakhlak mulia dan dapat menempatkan dirinya pada tempat dan waktu tertentu kelak dimasa depan.