Blog Detail

Muadz Bin Jabal dari Serambi Masjid

Siapa sangka nama TKIT Muadz Bin Jabal yang kini orang banyak mengenalnya, dulunya tercetus dari diskusi-diskusi di serambi masjid.
Sebuah perjalanan panjang tak lepas dari langkah pertama. Langkah pertama beridirinya Konsorsium Yayasan Mulia justru bukan berwal dari sekolah yang besar dengan gedung-gedung yang megah, tetapi justru berawal dari serambi masjid.
Ya….Serambi Mansjid yang kini tetap menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan tentunya. Tahun 1990 berbagai diskusi yang terbangun penuh dari orang-orang dengan visi dan tekad yang sama. Latar belakang yang tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka untuk mewujudan mimpinya mulai dari guru, cendekiawan, ustadz, hingga pengusaha. Semua yang berawal dari cita-cita mewujudkan institusi pendidikan yang melahirkan generasi terbaik penerus peradaban islam dengan salah satu jalannya adalah dengan mendirikan sekolah yang memadukan nilai islam dengan kurikulum formal. Tiga orang yang tercatat sebagai pendiri Konsorsium Yayasan Mulia adalah (alm) Ust. Sunardi Syahuri. Dr.H.Mujidin dan Drs. H. Eri Masruri.

Mereka semua bersepakat bahwa gagasan harus segera diimplementasikan dan direalisasikan agar tidak hanya menjadi teori dan juga angan-angan. Maka segeralah Muadz Bin Jabal. Nama tersebut dipilih karena lokasinya berada di serambi masjid Muadz Bin Jabal Kotagede Yogyakarta. Masjid terpilih menjadi lokasi karena keterbatasan dana pada waktu itu yang belum mampu untuk memiliki atau menyewa gedung sekolah. Sehingga waktu itu diputuskan untuk menggunakan ruangan di komplek masjid.
Tahun 1993, TKIT Muadz Bin Jabal secara resmi dibuka dengan menerima murid pertama sebanyak 11 anak.

Meskipun memiliki keterbatasan, namun dengan semangat dan tekad yang kuat dari para pendiri membuat TKIT Muadz Bin Jabal terus berkembang. Atas ridho Allah, TKIT Muadz Bin Jabal mendapat donasi dan wakaf dan terus berkembang, hingga akhirnya mampu membebaskan tanah di dekat masjid dan membangun gedung sekolahnya sendiri.

Nama TKIT Muadz Bin Jabal selain diambil karena kesamaan nama dengan masjid tempat awalnya , ternyata diambil dari nama seorang sahabat Nabi yang terkenal dengan kecerdasannya yaitu Muadz Bin Jabal. Dari nama tersebut, tergambar sebuah visi besar yang ingin dicapai, yaitu membentuk generasi penerus yang memiliki nilai-nilai islam yang kuat.